Perbandingan Pengetahuan, Sikap, dan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Hutan Mangrove di Wilayah Pesisir dan Muara Sungai Kabupaten Situbondo
Abstrak
ABSTRAK
Utami, Hardiyanti. 2012. Perbandingan Pengetahuan, Sikap, dan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Hutan Mangrove di Wilayah Pesisir dan Muara Sungai Kabupaten Situbondo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Ach. Amirudin, M.Pd (II) Satti Wagistina, SP, M.Si
Kata Kunci: pengetahuan, sikap, partisipasi, konservasi mangrove
Konservasi hutan mangrove merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Dinas Pengelolaan Dampak Lingkungan yang secara intensif berupa kegiatan penanaman pohon mangrove. Pelaksanaan konservasi hutan mangrove saat ini telah menunjukkan hasil yang baik, namun di beberapa lokasi masih terdapat masalah. Lokasi penanaman pohon mangrove yang diadakan oleh dinas terkait tersebut berada di wilayah pesisir dan muara sungai Kabupaten Situbondo. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian untuk membandingkan pengetahuan, sikap, dan partisipasi masyarakat pada dua wilayah yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan, sikap, dan partisipasi masyarakat dalam konservasi hutan mangrove serta membandingkan ketiga variabel antara wilayah pesisir dan muara sungai Kabupaten Situbondo. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei. Data pengetahuan dikumpulkan menggunakan lembar tes, sedangkan data mengenai sikap dan partisipasi diperoleh dengan menggunakan angket tertutup. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis tabulasi tunggal untuk variabel pengetahuan, sikap, dan partisipasi serta analisis tabulasi silang untuk perbandingan kedua wilayah.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut. Pengetahuan masyarakat di wilayah pesisir sebesar 77,97% dan masyarakat di muara sungai sebesar 48,78%. Sikap positif yang ditunjukkan oleh masyarakat wilayah pesisir sebesar 74,58% dan masyarakat muara sungai sebesar 82,93%. Masyarakat wilayah pesisir mayoritas berpartisipasi dalam bentuk partisipasi informatif, sedangkan masyarakat muara sungai seluruhnya berpartisipasi dalam bentuk partisipasi mandiri, informatif, interaktif, dan insentif.
Perbandingan pengetahuan, sikap, dan partisipasi masyarakat dalam konservasi hutan mangrove di wilayah pesisir dan muara sungai menunjukkan bahwa masyarakat wilayah pesisir yang bersikap positif cenderung lebih sedikit sehingga bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat pesisir juga lebih rendah dibandingkan partisipasi masyarakat muara sungai, meskipun masyarakat di wilayah pesisir yang mengetahui hutan mangrove dan konservasinya lebih besar.
Mengacu pada permasalahan yang ditemukan di wilayah pesisir terutama di Desa Banyuglugur, maka penulis menyarankan agar pelaksanaan konservasi hutan Mangrove selanjutnya bisa lebih melibatkan masyarakat sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam bentuk partisipasi yang lain.